Cerebung "I'M FINE" (Cerita Bersambung Sesi 1)


 I’M FINE  

By:@ulfinSyafa’ah

    Pagi kembali menyapa. Matahari terlihat malu-malu menampakkan wujudnya,kicauan burung yang terdengar merdu,mengalun indah di telinga. Selamat pagi semesta. Hari ini adalah hari pertama di bulan Desember. Seperti sebelumnya,Alexha mengawali paginya dengan biasa-biasa saja. Ayahnya yang selalu menghindar darinya,tatapan tidak suka yang selalu Lexha terima,seolah bisa menikammnya kapan saja. Mereka mengatakan bahwa dirinya pembawa sial. Ya,kehadirannya telah membunuh ibunya sendiri,ibunya tiada sesaat setelah melahirkannya. Mungkin itulah mengapa sang ayah tidak menyukainya.

    Gadis itu berjalan menuruni anak tangga dengan gontai. Hari adalah hari Minggu,jadi ia tak perlu berlarian mengejar waktu agar tak terlambat sekolah. Sesampainya di anak tangga terakhir,gadis itu berputar,berjalan menuju ruangan tersembunyi,dimana hanya ia yang tahu.ruangan khusus yang sebut  ‘ketenangan’ . Dimana ia bisa melihat keluarga dan senyum manis kedua orang tua, juga kakaknya. Lexha memutar kenop pintu,kemudian masuk,dan setelah ia berbalik untuk mengunci pintu,ia bisa melihat. Di sana,dua meter dari tempatnya berpijak,terpampang dengan jelas wajah malaikat cantik yang menjadi perantara Tuhan untuk menghadirkannya di dunia ini.

    “Selamat pagi bu, Kuharap ibu baik-baik saja di sana. Bu, hari aku ulang tahun. Ibu tidak ingin memberikan sesuatu padaku?” ujarnya diakhiri senyum manis yang terkesan menyakitkan

    “Ya Tuhan,aku baru sadar . Ibu benar –benar cantik. Kau tahu,bu?. Aku iri padamu. Aku cemburu pada cara ayah mencintai ibu. Ibu tahu? Ayah sampai melupakanku dan tak melihatku,hanya demi mempertahankan ibu dalam hatinya. Tapi tak apa,setidaknya aku masih bisa melihat ayah. Ibu tidak usah khawatir,meski begitu,aku tak pernah membencimu. Lexha juga tak marah pada ibu. Ini sudah takdirku bu,Tuhan menginginkanku begini. Akan kuterima sepenuh hati.Aku baik-baik saja,bu.” Cairan bening berhasil lolos membasahi pipinya. Ia menangis diakhir kalimatnya. Seperti itulah,ritual rutin yang gadis itu lakukan setiap minggunya,setiap kali ia merasa sedih,dan setiap awal desember. Di sinilah ia bisa menjadi dirinya,melihat gambar-gambar yang telah ia susun dengan apik,dan yang ia tahu bahwa gambar-gambar itu mustahil berbicara padanya

    Setelah menyeka kedua matanya,ia keluar.kemudia atensinya menemukan presensi lain yang telah bersiap rapi,menenteng sebuah koper.

“Ayah mau ke mana? Kok bawa koper segala?” tanyanya ragu-ragu

         “Ayah mau pergi ke luar kota selama tiga hari.Kenapa? kau mau menggantikan ayah?” jawab sang ayah-tanpa melihatnya.

         “Oh,tidak. Hanya saja,,,,hati-hati” ujarnya pelan-pelan. Kemudian sang ayah berlalu begitu saja.

         Sepeninggal sang ayah. Tiba-tiba ponselnya berdering. “Halo,Iya? Ada apa?”

         ‘Lex,datqng ke Taman Van sekarang. Ini urgent!’. Dan telephone pun terputus.

    Merasa ada yang aneh dengan sahabatnya. Ia pun bergegas.Takut sesuatu terjadi pada gadis itu. Setelah hamper sepuluh menit memutari taman tersebut,akhirnya Lexha menemukan sosok gadis yang duduk di salah sata bangku taman. Dan anehnya,gadis itu baik-baik saja. Rasanya ia ingin meneriaki gadis itu dari belakang,karena sudah membuatnya khawatir.

“Woy!” sapanya,seraya duduk di samping gadis itu

        “Astaghfirullah,Lexha. Datang tuh salam kek.Ini nggak malah teriak-teriak.”

     “Iya deh,iya. Assalamualaikum,ukhti.” Ulangnya,kemudian menunjukkan senyum terbaiknya-ah,manis sekali. “Ada apaan sih? Pake bilang darurat lagi,mana ngomongnya kek orang kesetanan. Emang kamu kenapa? Kesambet.” cerocosnya asal-asalan. “Ih,enggak. Kamu kali yang kesambet. Ngomong tuh pelan-pelan napa,jangan kek Suga pas lagi nge-rapp.” Tukasnya Airin yang diakhiri kekehan. Dan Lexha hanya memutar bola matanya malas.

        “Iya deh,maaf. Sekarang ada apa?”

     “Jadi gini,aku ditawarin oleh salah satu perusahaan majalah buat jadi fotografer untuk model-modelnya. Nah,salah satu temanku yang gila kamera kan kamu. Jadi mau ya? Kumohon. Lumayan loh,Lex. Mau ya? Ya ya ya?!” jelas Airin pelan-pelan.Takut sahabatnya itu menolak. Setelah menimbang-nimbang ,akhirnya ia setuju dengan sahabatanya. Lumayan untuk mengisi kebosanan yang setiap harinya semakin kuat. “Oke,aku setuju. Tapi dengan satu syarat. Traktir di kantin selama seminggu,deal,pokoknya iya.”keputusannya final. “Hmm,,,,,okelah,aku terima.” Ujar Airin pasrah.

     Sunyi dan senyap,itulah yang Alexha rasakan saat ini. Hanya dengung suara mesin AC yang terdengar.Entah mengapa,kamarnya terlihat mencekam. Pikirannya suda melayang entah kemana. Terkadang ia iri dengan pikirannya,kemana-mana mulu. Lah, dianya di rumah aja. Gadis itu bergeming,mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja. Melihat ke luar jendela. Mlam ini memang menakjubkan. Bulan dan bintang seolah bekerja sama memperindah malam. Namun,tetap saja,semua keajaiban itu tak pernah membuat hatinya tersenyum.

    “Istirahatlah,ini sudah malam. Kau harus menjaga kesehatanmu. Selain hari ini,kau juga harus menyiapkan sandiwara-sandiwara apik untuk beberapa hari kedepan. Yakinklan dunia,kalau kau baik-baik saja.” Gumamnya bermonolog. Sedetik berikutnya ia memutuskan  untuk tidur. Menutup jendela ,dan memdamkan lampu. Namun,ia m,asih member kesempatan pada cahaya bulan untuk menyinari kegelapan malam ini. Hingga,kantuk mulai menghinggap dan membimbingnya menuju mimpi.

Belum ada Komentar untuk "Cerebung "I'M FINE" (Cerita Bersambung Sesi 1)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel